Dukun tiban ???
Para sahabat.
Setelah terjadi peristiwa kedatangan wahyu, para sahabat dan mereka yang kenal dengan Pak Arjo, bersama-sama ingin menyaksikan kejadian tersebut, dan kemudian melakukan sujud seperti Pak Arjo. Ternyata gerak tubuh itu tidak terbatas pada sujud saja. Ketika Pak Joyo Jaimun berkata “Aku ingin mengetahui gerak tubuh Sukmo Nogo (Sukma Ular Naga)”, seketika itu pula badannya terbanting kemudian bergeliat-geliat seperti pergerakan ular. Begitu pula tatkala berkata ingin mengetahui gerak Mayonggo Seto (Kera Putih), saat itu pula berceloteh seperti kera dan meloncat-loncat kesana kemari. Latihan ini dilakukan pada malam hari. Terkadang ada suara auman layaknya auman singa, suara kaki berdebugan seperti latihan bela diri dan sebagainya.
Rumah Pak Arjo berdinding gedeg (anyaman bambu) yang berlubang-lubang. Para tetangga sering mengintip dari celah-celah dinding anyaman bambu itu. Salah seorang , ketika sedang asyik mengintip, matanya disengat kalajengking, kemudian berteriak-teriak. Pak Arjo mendekat. Setelah diusap dengan tangan, hilang sakitnya. Selanjutnya ada orang lain yang sakit, dapat disembuhkan pula. Lama kelamaan, banyak orang sakit berdatangan ketempat ini. Semuanya dapat disembuhkan. Karena itu kemudian tersebar berita bahwa ada dukun baru di kampung Koplakan Pare.
Catatan: blog ini disertakan label :
Sri , Gutomo, Pawenang, Arjo, Sopuro, Harjosapuro, Suwartini, Hyang, Maha, Kuwasa, Widhi, Sapta, Darma, Kerohanian , warga , wahyu , budi , luhur , sujud , wewarah
Perjalanan hidup Sri Gutomo adalah peristiwa yang diamati dan dicatat dalam ingatan mengenai kehidupan Bapak Arjo Sopuro, penerima wahyu ajaran Sapto Darmo (Sapta Darma). Orang Jawa tidak terbiasa mencatat peristiwa yang terjadi disekelilingnya. Karena itu,setelah bertahun-tahun, tulisan ini hanya menghimpun ceritera dari pelaku sejarahnya saja. Banyak peristiwa ditulis tanpa tanggal, hanya dari ingatan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar