Rabu, 12 Agustus 2009

Perjalanan hidup Sri Gutomo (hal 10)

Ramalan.

Bahwa pak Sastro menunjuk Pak Arjo akan menjadi guru rohani, bukan berdasar ramalan, tetapi berdasar sifat dan kepribadian Pak Arjo yang patut untuk menjadi guru rohani.

Hubungan keluarga Pak Arjo Sopuro dan Pak Kemi.

Menurut penuturan, memang antara Pak Arjo dan Pak Kemi itu seperti ada ikatan batin yang sangat erat. Masing-masing seperti tahu apa yang telah dan akan dilakukan dalam kehidupannya. Karena itu tak heran bila hubungan kedua keluarga itu seperti saudara sendiri.

Bapak Sukemi Handini (Pak Kemi)Pak Kemi ini sebagai saksi pertama turunnya wahyu, dan juga ikut menyaksikan wafatnya Pak Arjo pada tahun 1964. Menurut catatan lahir pada waktu gunung Kelud meletus tahun 1901 dan wafat tahun 1993 dirumahnya dusun Gedang Sewu. Disebut Gedang Sewu karena lahannya dipenuhi pohon pisang. Pak Diman, yang pertama kali menggambar simbol Sapta Darma adalah keponakan Pak Kemi. (Sekitar tahun 2000 Pak Diman masih hidup). Sampai akhir hayat, Pak Kemi tetap menjalankan sujud, dan menjadi tempat bertanya dan memberi saran pengobatan orang-orang, terutama penduduk kecamatan Kepung, dua belas kilometer dari Pare, dikaki gunung Kelud. Tidak pikun, dan ingat semua kejadian yang telah dialami, termasuk awal penerimaan wahyu. Beliau selalu berpesan untuk tidak mendiskusikan apa yang dilihat dan diamati pada waktu sujud, karena itu akan memendekkan umur. Demikian wawasan untuk kali ini.

free counters
Catatan: blog ini disertakan label :
Sri , Gutomo, Pawenang, Arjo, Sopuro, Harjosapuro, Suwartini, Hyang, Maha, Kuwasa, Widhi, Sapta, Darma, Kerohanian , warga , wahyu , budi , luhur , sujud , wewarah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar