Tempat turunnya wahyu.
Kampung Koplakan.
Pada tahun 1952 (turunnya wahyu), kampung Koplakan telah terkenal sebagai tempat kumuh, tempat mangkal para preman yang melakukan berbagai kejahatan. Bila ada pencopet atau pencuri yang ketahuan dan kemudian dikejar orang, arah larinya pasti ke Koplakan. Kalau sudah sampai disana, bersembunyi, dan tak bisa ditemukan, karena disembunyikan oleh orang-orang disana. Dikampung Koplakan ini pula tempat orang melakukan permainan Ni Diwud (Jaelangkung), minum minuman keras, bermabuk-mabukan, orang berjudi dan sebagainya.. Karena itu, penduduk kecamatan Pare menjauhi kampung Koplakan ini , khawatir bila nanti terbawa oleh kelakuan para penghuni disitu.
Catatan: blog ini disertakan label :
Sri , Gutomo, Pawenang, Arjo, Sopuro, Harjosapuro, Suwartini, Hyang, Maha, Kuwasa, Widhi, Sapta, Darma, Kerohanian , warga , wahyu , budi , luhur , sujud , wewarah
Perjalanan hidup Sri Gutomo adalah peristiwa yang diamati dan dicatat dalam ingatan mengenai kehidupan Bapak Arjo Sopuro, penerima wahyu ajaran Sapto Darmo (Sapta Darma). Orang Jawa tidak terbiasa mencatat peristiwa yang terjadi disekelilingnya. Karena itu,setelah bertahun-tahun, tulisan ini hanya menghimpun ceritera dari pelaku sejarahnya saja. Banyak peristiwa ditulis tanpa tanggal, hanya dari ingatan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar